Bukittinggi– Benteng Fort de Kock, sebuah benteng penting dalam catatan sejarah perjuangan masyarakat Bukittinggi mengusir penjajah. Benteng yang terletak di puncak Bukit Jirek ini menjadi saksi kegigihan pasukan Paderi yang dipimpin oleh Imam Bonjol dalam melawan pasukan Hindia Belanda.
Pemerintah Kota Bukittinggi akan merencanakan revitalisasi Benteng Fort De Kock.Untuk anggaran revitalisasi, Pemko Bukittinggi sudah mencadangkan dana senilai Rp 2 miliar lebih.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Supadria, kepada wartawan , Jum'at (7/1/22) bahwa revitalisasinya direncanakan pada 2022 ini.
Model revitalisasi akan memadukan konsep historical edukatif atau perpaduan konsep objek wisata antara sejarah dan pendidikan, ” jelas Supadria.
Menurut Supadria, Benteng Fort de Kock yang dibangun pada 1825 oleh Kapten Bouer itu banyak menyimpan sejarah peninggalan pemerintahan Hindia Belanda. Dibangunnya benteng, yakni menangkal gempuran rakyat Minangkabau selama berlangsungnya perang Padri.
Awal didirikan, benteng dinamai Sterrenschans (tempat berbentuk bintang) karena bentuknya. Akan tetapi, Baron Hendrik Merkus de Kock kemudian mengubah namanya menjadi Benteng Fort de Kock.
Selain berfungsi sebagai kubu pertahanan, benteng Fort de Kock juga menjadi tanda bahwa Belanda telah menanamkan kekuasaan di wilayah Bukittinggi, Agam dan Pasaman, , " terangnya.
Sekarang, benteng yang meninggalkan catatan sejarah rakyat Minangkabau telah beberapa kali dilakukan pemugaran dan pada 2022 ini juga akan dilakukan revitalisasi.(Linda Fang).