Bukittinggi-Bincang siang ini sejumlah awak media bersama Cawako Marfendi Datuak Basa Balimo dan Fauzan Haviz diadakan di Lapau Pak Muhklis depan RS Yarsi pada Selasa (19/11/2024) siang.
Tanya jawab santai antara para jurnalis dan Kandidat nomor 1 juga dilontarkan yakni terkait Isyu Paslon lain ingin menggandeng Marfendi - Fauzan.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies dan Fenomena Capres 2024
|
Cawako Marfendi kemudian menyampaikan beberapa persoalan dan harapan terkait permasalahan permasalahan yang ada di kota Bukittinggi. Terutama melihat cara kampanye para calon walikota, saat banyak yang mempertanyakan bahwa Marfendi tidak akan menang karena tidak punya uang.
"Saya ingin menyakinkan, jika ada orang mengeluarkan Rp 5 miliyar tentu untuk mengembalikannya harus dengan pendapatan Rp 90 juta satu bulan, itu tidak akan mungkin dengan pendapatan resmi saja, apalgi kalau ada yang mengeluarkan sampai Rp 10 milyar, tentu pendapatannya 180 juta sebulan, ga akan mungkin itu ada di Bukittinggi" tutur Marfendi
Baca juga:
Tony Rosyid: Siapa Pasangan Ideal Anies?
|
Ketika Marfendi ditanya tentang bagaimana cara dia berkempanye, dengan tegas dia menungkas.
"Jika kita berbicara dengan hati dengan keinginan yang tulus untuk memperbaiki keadaan yang dirasakan masyarakat, dan mengungkap fakta-fakta, dan kita ingin menyelematkan masyarakat, pastilah masyarakat akan menerima dengan hati pula" ucapnya
Persolan-persoalan Bukittinggi harus dipertenyakan kepada stake holdernya,
Terkait Pasar Atas yang sepi misalnya, kita harus pertanyakan kepada Kepala Dinasnya, bagaimana dan mengapa pasar atas kosong apa masalahnya?.
"Dia wajib menemukan masalahnya, Kepala Dinas itu orang yang pilihan, sarjana, sudah ikut diklat-diklat, sudah puluhan tahun bekerja di pemerintahan, harusnya dia mampu menemukan masalahnya dan apa solusinya" tegas Cawako Marfendi.
Marfendi melanjutkan "jika kepala Dinas. tidak mampu menemukan masalahnya apalagi memberikan solusinya, berarti dia bukan orang yang tepat mengelola pasar, perlu diposisikan di tempat yang tepat".
Marfendi juga menjelaskan semua kepala dinas harus mampu menemukan akar masalah yang akurat di dinasnya masing-masing, dan dia akan memberikan target penyelesaiannya, jika dalam tenggat waktu yang ditentukan tidak bisa menyelesaikan, tinggal diberi peringatan sampai tiga kali, kalau belum mampu juga berarti dia bukan orang yang tepat mengelola dinas tersebut.
"Saya tidak akan semena-mena menonjobkan seseorang dari jabatannya" tegas Marfendi
"Kepala Daerah adalah manager dia hanya memastikan seluruh komponen berjalan sesuai dengan target yang diinginkan, " imbuhnya lagi.
Selanjutnya Cawawako Fauzan Haviz menyampaikan, untuk Paslon yang ingin menggandeng kami dengan iming iming duit, sepertinya sesuatu yang tidak masuk di akal kalau ada sebagian orang yang berfikiran seperti itu perlu diselamatkan juga fikirannya atau dirinya diselamatkan dari fikirannya yang seperti itu .
"Trade rekor Buya Marfendi dan Fauzan Haviz sudah bisa dibaca oleh masyarakat kota Bukittinggi oleh media massa, kekuasaan dengan Kepala Daerah ini sudah pernah saya lakukan dan saya juga pernah melawan ketua MPR., " ujar Fauzan.
Fauzan menambahkan, dan ini hanya kontestasi Pilkada masa kita menyerah, kita tidak akan berikan kecacatan dan disabilitas ke seluruh turunan kita.
"Maka dari itu kita tidak kita sampaikan juga untuk disabilitas moral dari salah seorang anggota DPRD yang berkata kotor itu bukan saja anggota dewan yang malu satu kota Bukittinggi yang malu, " ungkapnya.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Menguat, Semua Merapat
|
Ditambahkannya, kita tidak ingin memperparah situasi kota bukittinggi ini dengan mengikuti negoisasi untuk menggandeng kita.
*Kita hanya berkeinginan untuk maju serius untuk serius untuk menang dan jika memang kita akan berusaha untuk memperbaiki dan menyelamatkan Bukittinggi, " pungkasnya.